Lucia Francisca Susi Susanti, atau yang lebih dikenal sebagai Susi Susanti adalah mantan pemain bulutangkis asal Indonesia, yang menjadi legenda tunggal putri Indonesia. Susi terlahir pada tanggal 11 Februari, 1971 di kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia. Susi terkenal dengan permainannnya yang elegan dan dirinya disebut-sebut menjadi salah satu pemain tunggal putri tersukses sepanjang masa. Sepanjang karirnya bersama bulutangkis, Susi telah meraih banyak gelar juara di kejuaraan internasional dan banyak medali emas yang diraih dari Olimpiade Musim Panas, Sea Games, dan Pekan Olahraga Nasional (PON). Susi Susanti mendapat pengakuan dari International Badminton Federation (atau sekarang Badminton World Federation) untuk masuk hall of fame.
Karir manis Susi Susanti berawal di Sea Games tahun 1987 di Jakarta, Susi Susanti lolos ke final meski harus menyerah 5-11 9-11 dari rekan senegaranya Elizabeth Latief. Susi mencetak sejarah bagi Indonesia ketika ia berhasil meraih medali emas dari Olimpiade tahun 1992 di Barcelona. Susi menaklukkan Bang Soo Hyun asal Korea Selatan 5-11 11-5 11-3 untuk memenangi medali emas pertama bagii Indonesia di Olimpiade Musim Panas. Karir Susi terus berjalan manis hingga pada akhirnya memutuskan pensiun pada tahun 1997 kita berusia 26 tahun. Sepanjang karir bulutangkisnya, Susi telah memenangi 1 medali emas dan 1 medali perunggu di Olimpiade Musim Panas, 6 emas dan 1 perunggu di World Badminton Grand Prix Finals, 3 emas dan 1 perunggu di Sea Games, serta 32 gelar juara dan 9 runner-up di seluruh turnamen
bulutangkis selama karirnya.
Susi Susanti menikah dengan Alan Budikusuma, yang juga merupakan peraih medali emas di Olimpiade Musim Panas 1992 di sektor tunggal putra, pada tahun 1997, setelah 9 tahun pacaran. Pernikahan Susi-Alan dikaruniai tiga orang anak, Lourencia Averina (lahir 1999), Albertus Edwar (lahir 2000), dan Sebastianus Frederick (lahir 2003). Setelah pensiun, Susi dan Alan mendirikan perusahaan ASTEC (Alan and Susi Technology), perusahaan yang membuat peralataan olahraga. Selain perusahaan alat olahraga, Susi Susanti juga mendirikan tempat refleksi dan pusat fisioterapi olahraga bernama "Fontana" yang memiliki empat cabang di Jakarta.
Kisah karir Susi Susanti yang berkiprah di dunia bulutangkis selama 10 tahun ini tentu sangat menginspirasi para pemain tunggal putri muda di Indonesia. Keberhasilan Susi untuk meraih keberhasilan tentu menginspirasi para pemain tunggal putri untuk terus bersemangat memajukan bulutangkis Indonesia yang belakangan mengalami kemunduran. Dan pada gelaran BCA Indonesia Open Super Series Premiere 2015, mari kita lihat apakah akan ada pemain muda yang bisa menyaingi keberhasilan Susi Susanti, legenda bulutangkis Indonesia yang tidak akan pernah dilupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar